Tokoh Zaman
Oleh: Umi Samsul Hidayati,S.Ag.
Semangat menulis datang lagi pada hari Minggu, saya biasa menyebutnya Ahad, ketika saya buka gawai pada grup WhatsApp, grup Staf Pimpinan di madrasah saya bekerja. Kepala madrasah berbagi informasi tentang aplikasi raport digital tetapi ada yang terikut dishare, yaitu tulisan berupa makalah tentang kurikulum, saya terlanjur membacanya secara cepat. Sepintas, ada yang kurang, dàn kekurangan itu saya sampaikan sebagai balasan di grup WA yang sama. Nah, baru tahu kalau sebenarnya itu salah unggah dan diharap tidak usah dibaca, mungkin karena bukan poin itu yang harus diperhatikan saat posting, melainkan ada yang lebih wajib diperhatikan yaitu Aplikasi Raport Digital (ARD).
Alih-alih membaca makalah yang salah unggah, saya jadi teringat kolom artikel yang ada di mtsn6jombang.blogspot.com yang masih kosong. Kesempatan emas saya ambil dengan menawar diri untuk mengisinya, tak lupa saya sampaikan bahwa sebenarnya saya sudah menyiapkan beberapa judul tulisan berupa artikel, ya.. yang ringan-ringan saja. Respon yang saya terima begitu menggugah semangat, bahkan kepala madrasah menyarankan bahwa semua guru untuk bisa menulis artikel di blog madrasah dan berharap bisa mengembangkannya menjadi buku. Yang lebih dahsyat lagi, beliau menyemangati dengan posting-nya: ”Nanti kalau sudah jadi buku dan menginginkan ber-ISBN, saya bersedia menyambungkan ke penerbit.”. Wow, dahsyat nian energi supportnya, sampai-sampai saya merasa terlalu tinggi (baca: mbediding, he.he.). Ok. Berikutnya saya tutup gawai dan menyimpannya di tas kecil saya, karena pada saat saya chating tadi sebenarnya saya sudah siap menghadiri undangan walimatul arusy. Dan selama acara walimah saya tidak lagi membuka WA grup Staf Pimpinan, saya lebih sibuk menggunakan gawai ini untuk jeprat-jepret mengabadikan momen-momen yang menarik perhatian saya. Apalagi ketika bertemu dengan gadis- gadis kecil keponakan saya yang menjadi pagar ayu atau pendamping pengantin.
Nah, sekarang saya bahas tentang Tokoh Zaman, yang mejadi judul dalam tulisan ini. Saya mengambil inspirasi dari paparan yang disampaikan dalam kegiatan Diklat Fungsional Media Pembelajaran Berbasis Multimedia beberapa waktu yang lalu di MTsN 6 Jombang. Adalah bapak Dr. H. Muchammad Toha, M.Si., Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya, menyampaikan bahwa” Setiap zaman ada tokohnya, setiap tokoh ada zamannya”. Hal tersebut diungkapkan untuk memahami bahwa setiap pemimpin memiliki keistimewaan dan gaya serta tantangan di zamannya masing-masing. Jangan saling menyalahkan apabila ada kebijakan yang kebetulan tidak bisa memenuhi selera. Setiap pemimpin pasti menginginkan bahwa kepemimpinannya bisa diterima, bahkan berkesan dihati orang yang dipimpinnya. Dalam masalah kenegaraan di Indonesia, kita sering membandingkan masa kepemimpinan presiden, padahal setiap zaman ada problem yang berbeda sesuai tantangan zamannya.
Itu adalah contoh kepemimpinan dari tokoh-tokoh nasional. Sekarang, kita kerucutkan pada pengertian kepemimpinan diri, bukankah setiap orang adalah pemimpin? Nah, berkenaan dengan kepemimpinan diri ini, ada pertanyaan, ketokohan apa yang sudah kita buat untuk menjawab tantangan zaman? Kita sekarang hidup di era teknologi abad 21. Wow, keren ya istilahnya. Kalaupun belum bisa seperti gambaran tokoh-tokoh nasional yang disebut diatas, dan setidaknya kita tidak hilang ditelan zaman, maka mari berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar kita, karena sebentar lagi zaman untuk kita akan lewat diganti dengan zaman generasi berikutnya. Demikian zaman akan terus berganti dan terus tokoh-tokoh lain akan bermunculan. Lalu dimanakah kita? Jawabannya ada diwilayah ketokohan kita masing-masing. Oleh karenanya, menjadi penting untuk meningkatkan kualitas ketokohan kita sehingga kita tidak tertelan zaman. Mampukah kita? Yes.. pacu semangat bersama-sama bekerja dan bekerja bersama-sama dengan memilih dan membentuk komunitas yang sesuai dengan bidang kita masing-masing. Sangat banyak bidang yang bisa kita pilih. Dan sekarang kita sedang ada dibidang penulisan, yuk kita kembangkan diri di bidang ini. Apalagi kita sudah punya wadah untuk syiar bagi madrasah kita. Siapa yang akan meramaikan syiar ini kalo bukan warganya sendiri. Bagaimana? Pembaca bersemangat untuk menjadi tokoh zaman? Bila jawabannya ‘Ya’, maka yang mengisi artikel berikutnya adalah Anda, Pembaca artikel yang budiman. Itung-itung kita tingkatkan kepedulian kita dalam Gerakan Literasi Madrasah (GLM). Mari kita jawab support dari kepala madrasah untuk meramaikan artikel di blogspot kita dan mengembangkannya menjadi sebuah buku. Semoga.
#salamgelis
#gelisgerakanliterasi
#artikelyes
#matsanenabisa
0 komentar:
Posting Komentar